Jumat, 31 Oktober 2014

Konsep dan Teori Sistem, Organisasi, dan Manajemen

ARTIKEL

Konsep dan Teori Sistem, Organisasi, dan Manajemen







Disusun Oleh :
Rama Roygie Anzasmara
12.08.00191




 Forum Komunikasi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Institut Keguruan Ilmu Pendidikan
Persatuan Guru Republik Indonesia







KONSEP SISTEM


Definisi Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Terdapat dua pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu:
a.      Pendekatan yang menekankan pada prosedur
Prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan, dan bagaimana (how) mengerjakannya. Disini, sistem dianggap sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. . (FitzGerald, dalam Jogiyanto, 2005)
b.      Pendekatan yang menekankan pada elemen dan atau komponen sistem
Sistem dianggap sebagai sekumpulan elemen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Cushing, Davis, Murdick, Fuller, Ross, etc). McLeod (2004: 9) juga menyebutkan bahwa sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Pendekatan ini sifatnya lebih luas dan lebih banyak diterima oleh berbagai kalangan.

Kunci dari Sistem
a.    Terdapat elemen : yang merupakan bagian/ komponen/ subsistem. Seperti alat, manusia, peraturan, dsb.
b.    Terdapat interaksi    : yang merupakan suatu hubungan antar individu
c.    Terintegrasi              : yang merupakan satu kesatuan
d.    Terdapat tujuan       : Goal (tujuan ) biasanya untuk ruang lingkup yang lebih luas, seperti Sistem bisnis
Objective (sasaran) biasanya untuk ruang lingkup yang lebih sempit, seperti sistem akuntansi, sistem produksi, dll.

Karakteristik Sistem


a.      Komponen sistem
Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi atau bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsitem atau bagian-bagian dari sistem yang mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruha.
b.      Batas sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem dapat menunjukkan scope sistem tersebut.
c.       Lingkungan luar sistem (environment)
Lingkungan luar sistem adalah segala sesuatu di luar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem yang dapat bersifat menguntungkan ataupun merugikan. Lingkungan luar sistem yang menguntungkan yaitu energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.
d.      Penghubung sistem (interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya, melalui interface:
-       Sumberdaya mengalir dari satu sistem ke sistem lainnya.
-       Output satu subsistem menjadi input bagi lainnya.
-       Satu subsistem berintegrasi dengan lainnya membentuk satu kesatuan.
e.      Masukan sistem (input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem, yang berupa maintenance input, energi yang dimasukan agar sistem dapat beroperasi, misalnya program komputer. Dan signal input, energi yang diproses menjadi output, seperti data.
f.        Keluaran sistem (output)
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna (contohnya: informasi) dan sisa pembuangan (contohnya: panas dari komputer), dan dapat menjadi input bagi subsistem lainnya atau kepada supra sistem.
g.      Pengolah sistem
Pengolah sistem dapat merubah input menjadi output (transformasi/ proses).
h.      Sasaran sistem
Setiap sistem pasti memiliki tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran sistem menentukan input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto H. M (2004 : 687), klasifikasi sistem diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.
2.      Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat  manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia, sistem ini melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin.
3.      Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Interaksi antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
4.      Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh
dengan lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan
dan terpengaruh dengn lingkungan luarnya.


Konsep dan Teori Organisasi

Definisi Organisasi
Organisasi adalah kesatuan susunan yang terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama, yang dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien melalui tindakan secara bersama-sama, dimana dalam melakukan tindakan itu ada pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi tiap-tiap personal yang terlibat didalamnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi arti statis dan organisasi dalam arti dinamis.
a.      Organisasi Dalam Arti Statis
Organisasi dalam arti statis berarti melihat organisasi sebagai sesuatu yang tidak bergerak atau diam. Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti statis, diantaranya:
·      Organisasi dipandang sebagai wadah atau sebagai alat yang berarti :
-       Organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya,
-       Organisasi merupakan wadah daripada sekelompok orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
-       Organisasi sebagai wadah atau tempat di mana administrasi dan manajemen dijalankan yang memungkinkan administrasi dan manajemen itu bergerak sehingga memberi bentuk pada administrasi dan manajemen.
·      Organisasi dipandang sebagai jaringan dari hubungan kerja yang bersifat formal
·      Organisasi dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang ada, yang menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang, garis komando dan garis tanggungjawab.
Dari pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa organisasi dalam arti statis berarti organisasi merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang saluran hirarki daripada kedudukan, jabatan wewenang, garis komando dan tanggungjawab.

b.      Organisasi Dalam Arti Dinamis
Memandang organisasi sebagai organisme yang dinamis berarti memandang suatu organ yang hidup. Organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga melihat organisasi itu dari segi isinya. Isi daripada organisasi adalah sekelompok orang-orang yang melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti menyoroti aktivitas atau kegiatan yang ada didalam organisasi, serta segala macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian tujuan yang hendak dicapai.
Terdapat berbagai pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, diantaranya:
·      Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu selalu bergerak mengadakan pembagian tugas atau pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan serta sesuai pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
·      Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi itu dari segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi dalam arti dinamis menyoroti unsur manusia yang ada di dalamnya.
Organisasi dalam arti dinamis selalu diharapkan kepada dua macam kemungkinan, yaitu:
·         Kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang, yang berarti organisasi selalu bergerak untuk tumbuh dan berkembang sesuai tuntutan zaman. 
·         Kemungkinan organisasi itu akan mati. Hal ini merupakan ancaman dan tantangan yang mau tidak mau harus dapat diatasi.
Dari pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa organisasi dalam arti dinamis merupakan proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung didalamnya. Organisasi itu selalu bergerak, tumbuh dan berkembang untuk mempertahankan eksistensinya.
Untuk mencapai tujuan organisasi, terdapat berbagai proses yang harus dilalui. Langkah-langkah dari proses itu berupa perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian motivasi (motivating), pengawasan (controlling) dan pengambilan keputusan (decision making). Proses tersebut disebut sebagai fungsi manajemen, sehingga organisasi dalam arti dinamis disebut pula organisasi sebagai fungsi, yaitu organisasi yang memberi kemungkinan manajemen untuk bergerak.

Konsep Organisasi
Organisasi dapat didefinisikan sebagai koordinasi sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Pada perusahaan yang besar tujuan yang besar dibagi lagi dalam beberapa
tujuan yang lebih kecil agar lebih mudah dikelola. Bahkan tujuan yang lebih kecil tadi masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-sub tujuan. Bentuk ini disebut Struktur Hirarki

Dalam suatu organisasi dikenal adanya tingkatan supervisi dan rentang pengawasan.
a.    Tingkatan supervisi : menunjukkan banyaknya jenjang antara manajemen tingkat atas sampai dengan manajemen yang paling bawah.
b.    Rentang pengawasan : menunjukkan bawahan yang harus melapor kepada manajemen.
c.    Sentralisasi : Pengambilan keputusan yang diserahkan kepada manajer tingkat atas.
d.    Desentralisasi : Pengambilan keputusan sebagian diserahkan kepada manajer tingkat di bawahnya

Ciri-Ciri Organisasi
a.    Lembaga sosial yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
b.    Dikembangkan untuk mencapai tujuan
c.    Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
d.    Instrumen sosial yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.

Bentuk-Bentuk Organisasi
a.      Bentuk Jalur
Bentuk organisasi jalur adalah bentuk yang menunjukan adanya garis komando sentral dari atasan kepada bawahan. Dimana bawahan harus menyampaikan pertanggungan jawab sesuai garis komando yang ditetapkan. Setiap pimpinan memberi perintah kepada bawahannya masing-masing sesuai dengan jalurnya, atau setiap bawahan harus bertanggung jawab langsung kepada atasan yang memberi komando. Pada organisasi bentuk jalur, pimpinan mempunyai kewenangan melimpahkan sebagian kekuasaannya kepada bawahannya, atau kepada satuan-satuan organisasi yang ada dibawahnya, sehingga pemimpin tidak perlu langsung berhubungan dengan bawahannya. Bawahan terdekat dengan pimpinan diberi kewenangan untuk memberi perintah kepada bawahannya lagi, sehingga terbentuk jaringan komando yang berantai dan membentuk hirarki jaringan birokrasi.
b.      Bentuk organisasi lini dan staff
Bentuk organisasi garis (line organization) dan staf adalah bentuk organisasi dimana pimpinan mempunyai staff sebagai pembantu yang tidak memiliki kewenangan memberi komando. Staf tidak memiliki bawahan, jika staf akan memberi perintah kepada bawahan harus melalui pimpinan terlebih dahulu, atau mengatasnamakannya atas seizin pimpinan. Staf dapat berarti tangan kanan, pembantu pimpinan, ia merupakan orang yang dipercayai atasan dalam bidang keahliannya. Staf berfungsi sebagai pembantu pimpinan yang memberi masukan kepada pimpinan sesuai keahliannya. Kalaupun ada hubungan antara staf dan bawahan biasanya bersifat koordinatif dan konsultatif, bukan komando. Pimpinan bisa langsung memberi komando kepada bawahan tanpa melalui staf, dan bawahan yang diperintah langsung menyampaikan pertanggungan jawab kepada atasannya tanpa melalui staf.
c.       Bentuk organisasi fungsional
Bentuk organisasi fungsional adalah organisasi yang mendasarkan kepada keahlian. Sebagian wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi yang ada dibawahnya sesuai dengan fungsinya sebagai staf, atau pimpinan mempunyai unit pada organisasi bawahan sebagai pelaksanan yang sesuai dengan bidang kerjanya. Staf mempunyai kewenangan memberi perintah kepada bawahan sebagai pelaksana sesuai dengan fungsi atau keahliannya. Tiap-tiap staf mempunyai fungsi tersendiri yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya dan pimpinan melimpahkan wewenang kepada staf pelaksana dalam bidang tertentu sesuai keahliannya.



Organisasi Sebagai Suatu Sistem
Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling bergantung yang diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan (Stephen P. Robbins, 1994: 11). Dalam sebuah sistem, fungsi-fungsi khusus didefferensiasikan dan menggantikan pola umum yang bermaacam-macam. Sebagaimana dalam organisasi terdapat divisi, departemen, dan unit lainnya yang dipisahkan untuk melaksanakan aktifivitas khusus. Agar dapat mempertahankan kesatuan diantara bagian-bagian yang didefferensiasi dan keseluruhan bentuk yang lengkap, setiap sistem mempunyai proses integrasi timbal balik. Dalam organisasi, integrasi ini dicapai melalui perangkat-perangkat seperti tingkatan hirarki yang dikoordinasi, supervisi langsung, dan peraturan serta kebijakan. Sistem membutuhkan diferensiasi untuk mengidentifikasi sub-sub bagian organisasi dan integrasi untuk memastikan bahwa sistem tidak terpecah menjadi elemen-elemen yang terpisah dari sistem organisasi.

Peranan Individu dalam Organisasi
Menurut Barnard, terdapat tiga elemen peranan individu dalam organisasi, yaitu:
a.      Kemauan untuk bekerjasama.
Setiap individu dalam organisasi tersebut tidak mempunyai intensitas kemauan yang sama untuk bekerjasama, bahkan kebanyakan dari individu tidak mempunyai kemauan untuk bekerjasama. Kemauan untuk bekerjasama tergantung pada kepuasan yang diperoleh individu tersebut dalam hasil kerjasama dalam bentuk imbalan yang diberikan organisasi
b.      Tujuan yang ingin dicapai
Kemauan untuk bekerjasama tidak dapat dikembangkan kalau tidak ada tujuan yang jelas dengan sendirinya. Tujuan merupakan elemen penting dalam organisasi
c.       Komunikasi
Yang merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antar berbagai subsistem dalam organisasi.


Konsep dan Teori Manajemen

Definisi Manajemen
Menurut G.R Terry, manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggiatan,  dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. McFarland (1979) juga mengemukakan empat pengertian manajemen yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
a.      Manajemen berupa proses-proses pengorganisasian, yang berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggiatan dan pengevaluasian.
b.      Manajemen berarti karir atau jabatan.
c.       Manajemen berarti kelompok orang yang bertanggungjawab dalam menjalankan sebuah organisasi.
d.      Manajemen merupakan sebuah ilmu atau seni untuk mengatur orang lain.

Konsep Manajemen
1.      Konsep Manajemen Klasik
Konsep ini mempelajari manajemen secara ilmiah berdasarkan prinsip spesialisasi, sentralisasi, formalitas dan sistem hirarki yang kuat berkaitan dengan wewenang, pengawasan, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Terdapat dua kelompok, yaitu:
a.      Scientific Management Approach
Menurut Federick W. Taylor, prinsip dasarnya adalah:
·      Menentukan metode terbaik untuk melaksanakan tiap tugas dengan dasar ilmiah.
·      Seleksi secara ilmiah sehingga setiap pekerja akan diberikan tanggung jawab untuk tugas yang lebih cocok.
·      Pendidikan dan pengembangan karyawan secara ilmiah.
·      Kerjasama antara pihak manajemen dan karyawan.
·      Menggunakan sistem upah yang berbeda berdasar produktivitasnya.
b.      Administrative Management Approach
 Henry Fayol memberikan perhatian pada manajemen organisasi secara keseluruhan dan mendefinisikan fungsi manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating, controlling. Ia mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu pembagian kerja, wewenang, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arah - unity of deriction, subordination of the individual, renumerisasi, sentralisasi, hirarkhi, order, keadilan, stabilitas personil, inisiatif, esprit de corps.
2.      Konsep Manajemen Behavioristik
Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen akan efektif apabila ada pemahaman tentang pekerja - lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku. Beberapa konsep behavioristik, antara lain:
a.      Human Relations
Kontribusi dan pendekatan Human Relations:
·      Penyempurnaan pendekatan klasik yang menganggap bahwa produktivitas semata persoalan mekanis.
·      Menunjukkan pentingnya manager style dan memberikan perhatian pada teaching people management skills daripada teaching technical skills.
·      Mendorong perhatian pada group dynamic.
b.       Behavioral Science Approach
Pendekatan ini yakin bahwa self actualizing man adalah konsep yang lebih akurat untuk menerangkan motivasi manusia dan mencoba mengintegrasikannya dengan organisasi.
Menurut Maslow, individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, dan self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha untuk memenuhinya agar timbul kepuasan.
3.      Konsep System Model
 a. Teori Contingency
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik). Ciri-ciri dari sistem ini adalah:
·      Substansinya berupa manusia bukan tugas.
·      Kurang menekankan hirarki
·      Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
·      Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
·      Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
    b. Model Open Systems
         Asumsi yang dikembangkan adalah dalam model ini adalah:
·      Saling ketergantungan
·      Keterbukaan, memberi reaksi atas penaruh lingkungan
·      Totalitas gugus
·      Rasional
·      Obyektivitas
·      Pentingnya kerjasama dan group yang kompak


Model ini juga mengandung 3 aspek pokok, yaitu:
·      Organisasi adalah suatu sistem, yaitu suatu rangkaian bagian yang saling berhubungan. Sistem tersebut ditentukan oleh cara bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan.
·      Sistem terbuka, artinya beroperasi dalam suatu lingkungan yang dinamis. Sifat dari lingkungan menentukan sifat dari sistem dan kelangsungan hidupnya.
·      Tugas manajerial adalah mendiagnosa sifat lingkungan dan memilih bentuk organisasi yang sesuai.
4.      Konsep Manajemen Network
Asumsi dasar dari konsep manajemen network adalah:
·      Discontinuity secara sosial, ekonomis, dan teknologi
·      Loosely coupled organizations, adalah organisasi terbagi dalam unit yang kecil dan longgar.
Loose coupling, adalah situasi dimana unsur organisasi responsif satu sama lain, tetapi tetap dipertahankan terpisah dan mempunyai identitas sendiri.
·      Synergies and alliances, unit membentuk networks dan alliances di dalam dan di luar organisasi untuk mencapai synergies yang lebih tinggi.
·      Collaborative, ditandai dengan kultur yang memberi nilai tinggi untuk individu yang mandiri, proaktif, empowered, dan collaborative.
·      The management of meaning, mission and vision for shared values, goals, and beliefs, mencerminkan visi bersama dari organisasi dan misi yang diterima bersama.
·      Transformational leadership, memerlukan pola kepemimpinan yang dapat mengadakan transformasi dan pola perubahan.
Dari asumsi-asumsi tersebut, terbentuklah suatu model integratif organisasi yang disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi organisasi tersebut.





Teori Manajemen
1.      Aliran klasik
Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya.
Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
2.      Aliran perilaku
Aliran ini disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen untuk memahami manusia.
3.      Aliran manajemen Ilmiah
Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
4.      Aliran analisis sistem
Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
5.      Aliran manajemen berdasarkan hasil
Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
6.      Aliran manajemen mutu
Aliran manajemen berdasarkan pada kualitas produksi  dan jasa pelyanan .

Unsur-Unsur Manajemen
Unsur-unsur manajemen (tools of management) meliputi:
a.    Men,  yaitu sumber daya manusia organisasi, eksekutif dan operatif.
b.    Money, yaitu dana operasional untuk mencapai tujuan.
c.    Methode,  yaitu cara-cara untuk mencapai tujuan.
d.    Materials,  yaitu bahan-bahan untuk mencapai tujuan.
e.    Machines, yaitu mesin/alat untuk mencapai tujuan.
f.     Market,  yaitu pasar untuk menjual barang/jasa.



Tipe-Tipe Manajemen
Tipe-tipe manajemen menurut Harbison dan Myers:
1.      Patrimonial Management
Terdapat apabila suatu perusahaan dimiliki oleh sebuah keluarga dan kedudukan-kedudukan yang penting dalam hirarki perusahaan dikuasai oleh anggota-anggota keluarga tersebut.
2.      Political Management
Suatu bentuk manajemen dimana kedudukan-kedudukan penting dan pokok dalam organisasi dipegang oleh mereka yang mempunyai hubungan-hubungan politik berdasarkan atas loyalitas pada suatu partai politik tertentu.
3.      Profesional Management
Kedudukan yang strategis dan penting diserahkan kepada mereka yang telah memberikan bukti akan kecakapannya, kapasitas, kesanggupan, keahlian atau dengan perkataan lain atas dasar jasa dan hasil yang mereka berikan kepada perusahaan.

Fungsi Manajemen
Menurut Dessler (1996), fungsi-fungsi dari manajemen adalah:
a.      Planning, meliputi penentuan tujuan, tindakan, pengembangan aturan dan prosedur-prosedur, pengembangan rencana dan melakukan prediksi.
b.      Organizing, meliputi pemberian tugas, bagian-bagian, pendelegasian wewenang, dan mengkoordinir pekerjaan.
c.       Staffing, meliputi rekruitmen karyawan, pelatihan dan pengembangan.
d.      Leading, mencakup pemberian perintah, menjaga motivasi dan semangat kerja karyawan.
e.      Controlling, menentukan standar, melakukan perbaikan bila diperlukan.







Hubungan antara Sistem, Organisasi, dan Manajemen

Dapat disimpulkan, bahwa manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa manajemen, sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik, dan tujuan dari organisasi tersebut akan sulit dicapai. Karena itulah manajemen perlu untuk diterapkan pada setiap organisasi.
Untuk melakukan kegiatan pengelolaannya, manajemen memerlukan sistem. Dengan terdapatnya elemen-elemen yang terdapat pada sistem, maka hal yang diinginkan manajemen yang merupakan tujuan dari organisasi akan terlaksana dan tercapai.
Oleh karena itu sistem, organisasi, dan manajemen memiliki hubungan keterkaitan yang erat. Organisasi memerlukan manajemen untuk mencapai tujuannya, dan manajemen memerlukan sistem untuk melakukan kegiatan pengelolaannya tersebut.








Sumber Referensi
Diskusi saja dengan saya....................semoga bermanfaat